marqaannews.net

marqaannews.net – Pemerintah Indonesia telah menetapkan target ambisius untuk mengurangi konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, termasuk Pertalite dan Solar Subsidi, sebesar 17,8 juta kilo liter (kl) pada tahun 2025. Rencana ini diumumkan dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal untuk tahun tersebut, yang bertujuan mengoptimalkan anggaran dan memperkuat keadilan serta keberlanjutan lingkungan dalam kebijakan energi nasional.

Kebijakan ini dirancang untuk melakukan transformasi dalam sistem subsidi dan kompensasi energi agar lebih tepat sasaran. Menurut dokumen yang dirilis pada tanggal 22 Mei 2024, langkah-langkah jangka pendek yang bisa diterapkan meliputi pengendalian subsidi dan kompensasi untuk Solar dan Pertalite yang lebih berkeadilan. Saat ini, kedua jenis BBM tersebut dijual di bawah harga keekonomiannya, yang berakibat pada kompensasi finansial yang cukup besar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Dokumen tersebut juga mengungkapkan bahwa volume konsumsi BBM bersubsidi terus meningkat, dan sebagian besar dinikmati oleh rumah tangga kaya. Di samping itu, polusi udara yang dihasilkan dari gas buang kendaraan juga menjadi perhatian utama, dengan kontribusi mencapai 32-57 persen dari total polusi.

Dengan pengendalian konsumen yang adil dan berkeadilan, pemerintah memperkirakan bisa mengurangi konsumsi Solar dan Pertalite hingga 17,8 juta kl per tahun. Selain itu, simulasi reformasi subsidi dan kompensasi energi ini diperkirakan akan menghasilkan efisiensi anggaran hingga Rp67,1 triliun per tahun.

Namun, dalam pelaksanaannya, pemerintah menekankan pentingnya mempertimbangkan kondisi ekonomi dan daya beli masyarakat, serta memilih momentum yang tepat untuk implementasi kebijakan ini. Tujuan utama dari reformasi subsidi dan kompensasi energi adalah untuk mendukung pembangunan berkelanjutan yang berkeadilan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya kelompok miskin dan rentan.

Pada tahun 2024, kuota penyaluran Jenis BBM Khusus Penugasan, yaitu Pertalite (RON 90), ditetapkan sebesar 31,7 juta kilo liter, sementara kuota untuk Solar subsidi adalah 17,8 juta kl.

By marqaan