marqaannews.netPada awal Februari 2025, Cianjur diguncang oleh tragedi yang menewaskan delapan orang setelah mereka mengonsumsi minuman keras (miras) oplosan. Empat orang lainnya masih dirawat intensif di rumah sakit akibat keracunan miras tersebut. Insiden ini menimbulkan keprihatinan besar di masyarakat dan menarik perhatian berbagai pihak, termasuk pemerintah dan aparat penegak hukum.

Miras oplosan adalah minuman keras yang dicampur dengan bahan-bahan lain untuk meningkatkan efeknya atau mengurangi biaya produksi. Penggunaan bahan kimia berbahaya dalam miras oplosan sering kali menyebabkan keracunan dan kematian. Miras oplosan ini biasanya diproduksi secara ilegal dan dijual tanpa pengawasan kesehatan.

Kejadian tragis ini bermula ketika sekelompok orang di Cianjur mengonsumsi miras oplosan pada malam hari. Beberapa jam setelah mengonsumsi miras tersebut, mereka mengalami gejala keracunan seperti muntah, pusing, dan kesulitan bernapas. Beberapa di antaranya langsung meninggal di tempat, sementara yang lain dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi kritis.

Pemerintah setempat dan aparat penegak hukum segera merespons insiden ini dengan melakukan penyelidikan dan penyisiran terhadap tempat-tempat yang diduga menjual miras oplosan. Kepala Kepolisian Resor Cianjur, AKBP Juang Andi Priyanto, menyatakan bahwa pihaknya akan menindak tegas para pelaku yang terlibat dalam produksi dan penjualan miras oplosan. “Kami akan mengejar dan menindak tegas siapa pun yang terlibat dalam produksi dan penjualan miras oplosan ini. Kami juga akan melakukan penyisiran di tempat-tempat yang diduga menjual miras ilegal,” ujar AKBP Juang.

Tragedi ini menimbulkan duka mendalam bagi keluarga korban dan masyarakat Cianjur. Banyak yang merasa kehilangan dan terpukul atas kejadian ini. Selain itu, insiden ini juga menimbulkan kekhawatiran tentang peredaran miras oplosan yang semakin marak di masyarakat.

Salah satu keluarga korban, Ibu Siti, mengungkapkan kesedihannya atas kehilangan anaknya yang menjadi korban miras oplosan. “Saya tidak menyangka anak saya akan pergi secepat ini. Saya berharap kejadian ini menjadi pelajaran bagi semua orang untuk lebih berhati-hati dan tidak mengonsumsi minuman yang tidak jelas asalnya,” ujar Ibu Siti dengan suara bergetar.

Masyarakat Cianjur merespons insiden ini dengan berbagai cara. Beberapa mengungkapkan rasa duka dan keprihatinan mereka melalui media sosial, sementara yang lain mengadakan doa bersama untuk para korban. Banyak yang berharap bahwa pemerintah akan segera mengambil tindakan tegas untuk mencegah peredaran miras oplosan di masa depan.

Tragedi miras oplosan di Cianjur yang menewaskan delapan orang dan meracuni empat lainnya adalah peringatan keras bagi semua pihak tentang bahaya miras ilegal. Pemerintah dan aparat penegak hukum harus bekerja sama untuk memberantas peredaran miras oplosan dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya mengonsumsi minuman yang tidak jelas asalnya. Dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat, diharapkan tragedi serupa tidak akan terulang di masa depan.

By marqaan