marqaannews.net – Pada 1 Oktober 2024, terjadi insiden tragis di Surabaya yang mengejutkan banyak pihak. Seorang mahasiswa Universitas Kristen Petra (UK Petra) ditemukan meninggal dunia di bawah gedung kampus setelah diduga melompat dari lantai 12. Insiden ini menimbulkan kecaman dan kepedulian dari berbagai kalangan, termasuk mahasiswa, dosen, dan masyarakat umum.
Korban ditemukan pada Selasa, 1 Oktober 2024, sekitar pukul 14:22 WIB di bawah Gedung Q, UK Petra. Petugas kepolisian dan ambulans segera tiba di lokasi untuk mengevakuasi korban, namun korban dinyatakan meninggal di tempat.
Insiden ini terjadi di Gedung Q, yang merupakan salah satu gedung utama di kampus UK Petra. Gedung ini terkenal sebagai tempat perkuliahan dan laboratorium bagi berbagai jurusan di universitas tersebut.
Sebelum melompat, korban diketahui meninggalkan pesan terakhir yang ditemukan di kamar asrama. Pesan ini menjadi bukti penting dalam penyelidikan dan memberikan wawasan tentang motivasi di balik tindakan korban.
Polisi sedang memeriksa rekaman CCTV yang terpasang di sekitar lokasi kejadian untuk memastikan kronologi secara jelas. Rekaman ini diharapkan dapat memberikan gambaran lebih lengkap mengenai kejadian tersebut dan membantu dalam penyelidikan lebih lanjut.
UK Petra mengeluarkan pernyataan resmi menyatakan duka mendalam atas kejadian ini. Rektor UK Petra, Prof. Dr. Ir. H. Sutrisno, M.Eng., menyatakan bahwa universitas akan melakukan investigasi internal untuk mengetahui penyebab pasti kejadian ini dan mengambil langkah-langkah preventif untuk mencegah insiden serupa di masa depan.
Insiden ini menimbulkan kecaman dari berbagai kalangan masyarakat. Banyak orang mengungkapkan kepedulian mereka melalui media sosial dan meminta agar universitas dan pemerintah lebih memperhatikan kesejahteraan mental mahasiswa.
Insiden tragis ini menunjukkan pentingnya perhatian terhadap kesejahteraan mental mahasiswa. UK Petra dan pihak berwenang harus bekerja sama untuk mengidentifikasi dan mengatasi faktor-faktor yang dapat menyebabkan stres dan depresi di kalangan mahasiswa. Dengan dukungan yang tepat, diharapkan insiden serupa dapat dicegah di masa depan.