marqaannews.net – Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) telah merilis proyeksi yang menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam konsumsi bahan bakar minyak bersubsidi di Indonesia pada tahun 2025. Erika Retnowati, Kepala BPH Migas, menyampaikan data ini dalam sebuah Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI yang diadakan di Jakarta pada tanggal 27 Mei 2024.
Menurut proyeksi tersebut, konsumsi Jenis Bahan Bakar Minyak Khusus Penugasan (JBKP) atau BBM Pertalite diperkirakan akan mencapai 33,23 juta kiloliter (kl), sementara Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu (JBT) atau BBM Solar Subsidi diharapkan meningkat hingga 19,44 juta kl. Adapun konsumsi minyak tanah diprediksi bertambah menjadi 0,54 juta kl.
“Kami memproyeksikan rentang volume untuk minyak solar antara 18,33 hingga 19,44 juta kl, minyak tanah antara 0,514 hingga 0,546 juta kl, dan Pertalite antara 31,33 hingga 33,23 juta kl pada tahun 2025,” ujar Erika Retnowati.
Selain itu, BPH Migas telah berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk menginformasikan proyeksi konsumsi BBM bersubsidi tersebut, sebagai bagian dari proses penyusunan Outlook Tahun Anggaran 2024 dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025. “Pada 6 Februari 2024, kami mengirimkan surat kepada Direktorat Jenderal Anggaran Kemenkeu yang mengandung parameter penghitungan subsidi untuk JBT, LPG Tabung 3 kg, serta kompensasi BBM,” tambah Erika.
Penyebab utama kenaikan proyeksi konsumsi ini adalah peningkatan kuota penyaluran yang telah ditetapkan untuk tahun 2024, dengan BBM Pertalite sebanyak 31,7 juta kl dan Solar subsidi sebesar 17,8 juta kl. Informasi ini penting untuk memahami dinamika kebijakan energi nasional dan dampaknya terhadap ekonomi Indonesia.