marqaannews.net – Pada Kamis malam, sebuah kapal bernama KM Restu Bundo tenggelam setelah disambar petir di perairan Selat Sunda. Kapal yang membawa tujuh awak kapal ini mengalami nasib tragis ketika badai melanda dan menyebabkan kapal tersebut tenggelam. Empat awak kapal ditemukan tewas, sementara satu orang masih hilang dan dua lainnya selamat.
KM Restu Bundo berangkat dari Sibolga, Sumatra Utara, pada 17 November 2019, untuk mencari ikan di perairan sekitar Pulau Pini. Namun, pada malam hari tanggal 21 November 2019, kapal tersebut disambar petir yang menyebabkan kebakaran dan akhirnya tenggelam. Eno, salah satu awak kapal, berhasil berenang ke Pulau Pini setelah kapal tenggelam, tetapi ia meninggal dunia karena luka bakar yang parah akibat sambaran petir. Dua awak kapal lainnya, Anto dan Wak Kuru, juga berhasil berenang ke pulau tersebut dan selamat.
Tim SAR Nias melakukan pencarian intensif untuk menemukan awak kapal yang hilang. Tiga korban lainnya ditemukan tewas di perairan Labuhan Hiu, Kecamatan Pulau-Pulau Batu, Nias Selatan, pada Sabtu pagi. Ketiga korban tersebut sulit diidentifikasi karena sudah beberapa hari berada di dalam air. Sementara itu, satu awak kapal lainnya, Hutabarat, masih hilang dan pencarian masih terus dilakukan.
Kepala Pos SAR Nias, Sukroadi Sastra Wijaya, mengatakan bahwa operasi pencarian untuk menemukan Hutabarat masih terus berlangsung. Ia juga menyampaikan duka cita yang mendalam atas kejadian ini dan berharap pencarian dapat segera menemukan korban yang hilang.
Tragedi tenggelamnya KM Restu Bundo di Selat Sunda adalah peringatan akan bahaya yang dihadapi oleh para awak kapal di laut. Kejadian ini menunjukkan pentingnya kesiapan dan peralatan keselamatan yang memadai untuk menghadapi kondisi cuaca ekstrem. Semoga pencarian terhadap Hutabarat dapat segera berhasil dan keluarga korban diberikan kekuatan untuk melewati masa sulit ini.