marqaannews.net – Jihan Fahira, seorang ibu dan aktivis, baru-baru ini terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia. Keterlibatannya dalam dunia politik tidak terlepas dari keresahan mendalam yang ia rasakan sebagai seorang ibu ketika menyaksikan meningkatnya kasus bullying dan kekerasan seksual, termasuk perkosaan, yang menimpa anak-anak di Indonesia. Dalam artikel ini, kita akan menggali latar belakang, motivasi, dan tujuan Jihan Fahira sebagai anggota DPD.

Jihan Fahira dikenal sebagai seorang aktivis sosial yang peduli pada isu-isu perempuan dan anak. Ia mengawali kariernya dengan terlibat dalam berbagai kegiatan sosial dan kampanye untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya perlindungan terhadap anak dan perempuan. Menyaksikan kekerasan yang terjadi di sekitar, terutama kasus bullying dan perkosaan, membuatnya semakin bertekad untuk melakukan perubahan yang nyata.

Sebagai seorang ibu, Jihan merasakan dampak emosional yang mendalam ketika mendengar berita tentang anak-anak yang menjadi korban bullying di sekolah maupun kekerasan seksual. Ia percaya bahwa setiap anak berhak mendapatkan lingkungan yang aman dan terlindungi dari segala bentuk kekerasan. Keresahan ini mendorongnya untuk tidak hanya menjadi pengamat, tetapi juga beraksi untuk menciptakan perubahan.

Keterlibatan Jihan Fahira dalam politik bukan hanya sekadar ambisi pribadi, tetapi merupakan panggilan untuk memperjuangkan hak-hak anak dan perempuan. Ia menyadari bahwa untuk bisa membuat perubahan yang signifikan, ia harus berada di dalam sistem. Dengan menjadi anggota DPD, Jihan berharap dapat mempengaruhi kebijakan publik yang berkaitan dengan perlindungan anak dan perempuan serta mengadvokasi isu-isu yang selama ini terabaikan.

Setelah terpilih menjadi anggota DPD, Jihan Fahira memiliki beberapa program unggulan yang ingin dia jalankan. Di antaranya adalah:

  1. Pendidikan Anti-Bullying: Mendorong sekolah-sekolah untuk mengimplementasikan program pendidikan anti-bullying yang melibatkan orang tua, siswa, dan guru.
  2. Pendampingan Korban Kekerasan: Memfasilitasi pendampingan hukum dan psikologis bagi korban kekerasan seksual dan bullying, sehingga mereka mendapatkan perlindungan dan dukungan yang mereka butuhkan.
  3. Kampanye Kesadaran: Melakukan kampanye kesadaran tentang pentingnya perlindungan anak, termasuk penyuluhan tentang risiko kekerasan dan cara-cara untuk melindungi diri.

Kehadiran Jihan Fahira di DPD RI disambut positif oleh banyak kalangan, terutama para ibu dan aktivis perempuan. Mereka berharap, dengan latar belakang dan pengalamannya, Jihan dapat menjadi suara bagi mereka yang tidak terdengar. Banyak yang percaya bahwa pengalaman hidupnya sebagai seorang ibu akan membawanya untuk lebih peka terhadap isu-isu yang dihadapi oleh anak-anak dan perempuan di Indonesia.

Meski banyak yang berharap pada Jihan, tantangan yang dihadapi tidaklah ringan. Ia harus mampu menghadapi berbagai dinamika politik dan berjuang untuk mendapatkan dukungan dari rekan-rekannya di DPD serta lembaga-lembaga lainnya. Selain itu, ia juga perlu berkomunikasi dengan masyarakat untuk memastikan aspirasi mereka dapat terwakili.

Jihan Fahira adalah contoh nyata dari individu yang bertransformasi dari keresahan menjadi aksi nyata. Dengan tekad dan semangatnya, ia berupaya untuk menciptakan perubahan yang positif bagi anak-anak dan perempuan di Indonesia. Keterlibatannya di DPD diharapkan mampu mengangkat isu-isu penting seperti bullying dan kekerasan seksual ke permukaan, serta mendorong perlindungan yang lebih baik bagi generasi mendatang.

By marqaan