marqaannews.net – Banjir besar yang melanda enam kecamatan di Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, pada 18 Desember 2024, telah menyebabkan kemacetan panjang di jalur Trans Sulawesi sepanjang 2 kilometer. Banjir ini disebabkan oleh hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut selama beberapa hari terakhir, menyebabkan sungai-sungai meluap dan merendam pemukiman warga serta infrastruktur jalan.
Enam kecamatan yang terdampak banjir di Pangkep adalah Kecamatan Pangkajene, Balocci, Minasate’ne, Segeri, Liukang Tupabbiring, dan Liukang Tupabbiring Utara. Banjir yang terjadi akibat luapan Sungai Sa’dan dan beberapa sungai lainnya ini merendam ratusan rumah dan menggenangi jalan-jalan utama di wilayah tersebut. Ketinggian air bervariasi antara 50 cm hingga 1,5 meter, tergantung pada lokasi dan intensitas hujan.
Jalur Trans Sulawesi yang merupakan jalan utama penghubung antara Makassar dan Parepare juga terdampak oleh banjir ini. Akibat genangan air yang cukup tinggi, arus lalu lintas di jalur ini mengalami kemacetan sepanjang 2 kilometer. Kendaraan yang melintas harus berhati-hati dan beberapa di antaranya terpaksa berhenti karena tidak bisa melanjutkan perjalanan akibat genangan air yang cukup dalam.
Pemerintah Kabupaten Pangkep bersama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan TNI/Polri segera melakukan evakuasi dan penanganan darurat. Tim SAR dan relawan juga dikerahkan untuk membantu warga yang terdampak banjir. Posko pengungsian sementara didirikan di beberapa titik untuk menampung warga yang rumahnya terendam banjir.
Bupati Pangkep, Muhammad Yusran Lalogau, mengatakan, “Kami telah mengerahkan semua sumber daya yang ada untuk membantu warga yang terdampak banjir. Tim kami bekerja keras untuk melakukan evakuasi dan memberikan bantuan logistik kepada mereka yang membutuhkan.”
Banjir ini tidak hanya menyebabkan kerusakan pada infrastruktur, tetapi juga berdampak pada kehidupan sehari-hari warga. Banyak rumah yang terendam air, sehingga warga harus mengungsi ke tempat yang lebih aman. Aktivitas ekonomi dan pendidikan juga terganggu, karena banyak sekolah dan tempat usaha yang terpaksa ditutup sementara akibat banjir.
Salah satu warga yang terdampak banjir, Siti, mengatakan, “Air masuk ke rumah kami sejak subuh tadi. Kami harus mengungsi ke rumah saudara yang lebih tinggi. Semoga banjir ini segera surut agar kami bisa kembali ke rumah.”
Pemerintah daerah bersama dengan BPBD dan instansi terkait terus melakukan upaya penanganan dan pencegahan banjir lebih lanjut. Beberapa langkah yang dilakukan antara lain:
- Evakuasi dan Penempatan Pengungsi: Tim SAR dan relawan terus melakukan evakuasi warga yang terdampak banjir dan menempatkan mereka di posko pengungsian sementara.
- Pemberian Bantuan Logistik: Pemerintah daerah dan BPBD menyediakan bantuan logistik berupa makanan, minuman, dan obat-obatan kepada para pengungsi.
- Pembersihan Saluran Air: Tim teknis dikerahkan untuk membersihkan saluran air dan sungai yang tersumbat agar air bisa mengalir dengan lancar dan mengurangi risiko banjir lebih lanjut.
- Pembangunan Infrastruktur: Pemerintah daerah berencana untuk membangun infrastruktur yang lebih baik untuk mencegah banjir di masa depan, termasuk pembangunan tanggul dan saluran drainase yang lebih efektif.
Banjir besar yang melanda enam kecamatan di Pangkep, Sulawesi Selatan, telah menyebabkan kerusakan infrastruktur dan kemacetan panjang di jalur Trans Sulawesi. Pemerintah daerah bersama dengan BPBD dan instansi terkait terus melakukan upaya penanganan dan pencegahan banjir lebih lanjut. Dengan kerja sama yang baik antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan banjir ini dapat segera surut dan kehidupan warga dapat kembali normal.