marqaannews.netPemerintah baru Jerman yang akan terbentuk setelah pemilihan umum federal pada bulan Februari 2025 diperkirakan akan menghadapi berbagai tantangan dalam kebijakan luar negeri. Perubahan geopolitik global, isu-isu lingkungan, dan dinamika internal Uni Eropa akan menjadi fokus utama yang harus ditangani oleh pemerintahan baru ini.

Jerman akan menghadapi tantangan signifikan dalam menavigasi perubahan geopolitik global. Salah satu isu utama adalah hubungan dengan Amerika Serikat di bawah kemungkinan kepemimpinan Donald Trump kembali. Pemerintah baru Jerman harus menyeimbangkan dukungan terhadap NATO dan kebijakan pertahanan sendiri, serta mengatasi tekanan dari Amerika Serikat terkait kebijakan energi dan pertahanan.

Konflik di Ukraina tetap menjadi isu krusial bagi Jerman. Semua partai besar di Jerman, termasuk CDU, SPD, FDP, dan Greens, berkomitmen untuk mendukung Ukraina dan memperluas sanksi terhadap Rusia hingga negosiasi damai dapat dilakukan. Namun, ada perbedaan pendapat mengenai pengiriman rudal jelajah Taurus ke Ukraina, dengan CDU dan FDP mendukung pengiriman tersebut sementara SPD menentangnya.

Jerman juga harus menangani hubungan dengan China. Pemerintah baru diperkirakan akan melanjutkan strategi China yang diumumkan pada tahun 2023, yang bertujuan untuk mengurangi pengaruh China dan memperkuat posisi Eropa dalam menghadapi tantangan strategis6. Ini termasuk memperkuat hubungan dengan mitra di Indo-Pasifik dan mengembangkan strategi keamanan yang lebih otonom dari Amerika Serikat.

Kebijakan iklim dan lingkungan juga akan menjadi fokus utama. Jerman telah mengadopsi kebijakan luar negeri iklim yang bertujuan untuk mencapai target nol bersih dan mengurangi emisi gas rumah kaca. Ini melibatkan kerja sama bilateral dan multilateral, serta mobilisasi dana iklim internasional untuk negara-negara berkembang.

Pemerintah baru Jerman harus memainkan peran penting dalam memperkuat Uni Eropa. Ini termasuk mendukung reformasi dan perluasan UE, serta menangani isu-isu seperti migrasi ilegal dan keamanan energi618. Partai-partai seperti AfD dan BSW, yang menentang UE, mungkin akan menjadi oposisi yang signifikan dalam upaya ini.

Jerman juga akan terus mengembangkan kebijakan luar negeri feminis, yang bertujuan untuk mempromosikan kesetaraan gender dan hak-hak perempuan dalam berbagai aspek kebijakan luar negeri, termasuk perdamaian, keamanan, dan bantuan kemanusiaan.

Pemerintah baru Jerman akan menghadapi berbagai tantangan kompleks dalam kebijakan luar negeri. Dari menavigasi perubahan geopolitik global, menangani konflik di Ukraina, mengelola hubungan dengan China, hingga memainkan peran penting dalam Uni Eropa dan mengembangkan kebijakan iklim yang efektif, pemerintahan baru ini harus siap untuk mengambil langkah-langkah strategis dan kooperatif untuk memastikan stabilitas dan kemakmuran di tingkat nasional dan internasional.

By marqaan