marqaannews.net – Jakarta Utara kembali dilanda banjir rob, fenomena alam yang terjadi akibat pasang surut air laut. Banjir rob ini tidak hanya mengganggu aktivitas sehari-hari warga, tetapi juga mempengaruhi sistem transportasi umum, termasuk Kereta Rel Listrik (KRL). Banjir rob yang terjadi di beberapa stasiun KRL di Jakarta Utara membuat perjalanan penumpang ibarat naik wahana air di taman hiburan.

Banjir rob yang melanda stasiun-stasiun KRL di Jakarta Utara seperti Stasiun Kampung Bandan, Stasiun Angke, dan Stasiun Pluit menyebabkan genangan air yang cukup tinggi di peron dan jalur kereta. Hal ini memaksa PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) untuk mengambil langkah-langkah darurat, termasuk menghentikan sementara operasional kereta di beberapa stasiun yang terdampak.

Penumpang yang biasanya menggunakan KRL untuk berangkat dan pulang kerja harus menghadapi kondisi yang tidak biasa. Beberapa penumpang mengungkapkan pengalaman mereka yang harus melewati genangan air setinggi lutut untuk bisa mencapai peron. “Ini seperti naik wahana air di taman hiburan, tapi ini nyata dan sangat mengganggu,” ujar salah satu penumpang yang terpaksa menggunakan sandal jepit untuk melewati genangan air.

PT KCI bekerja sama dengan pemerintah daerah dan instansi terkait untuk menangani dampak banjir rob. Beberapa langkah yang diambil termasuk penyediaan pompa air untuk menurunkan genangan air di stasiun, penyediaan shuttle bus untuk mengangkut penumpang dari stasiun yang terdampak ke stasiun terdekat yang masih beroperasi, dan penyediaan informasi real-time melalui media sosial dan aplikasi KRL untuk memudahkan penumpang dalam merencanakan perjalanan mereka.

Banjir rob di Jakarta Utara bukanlah fenomena baru. Beberapa ahli mengatakan bahwa fenomena ini semakin sering terjadi akibat perubahan iklim dan peningkatan permukaan air laut. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan solusi jangka panjang yang melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, swasta, dan masyarakat.

Salah satu solusi yang diusulkan adalah pembangunan sistem drainase yang lebih baik dan peningkatan ketinggian stasiun KRL. Selain itu, penghijauan di sekitar pantai dan penanaman mangrove juga dapat membantu mengurangi dampak banjir rob. Pemerintah juga perlu mempercepat program normalisasi sungai dan pembangunan tanggul laut untuk melindungi wilayah pesisir dari pasang surut air laut.

Banjir rob di Jakarta Utara telah memberikan dampak signifikan pada sistem transportasi KRL, membuat perjalanan penumpang ibarat naik wahana air. Meskipun PT KCI dan pemerintah daerah telah mengambil langkah-langkah darurat untuk mengatasi masalah ini, diperlukan solusi jangka panjang yang komprehensif untuk mengatasi banjir rob dan memastikan kenyamanan serta keamanan penumpang KRL. Dengan kerja sama dari berbagai pihak, diharapkan banjir rob dapat diatasi dan tidak lagi mengganggu aktivitas sehari-hari warga Jakarta Utara.

By marqaan