marqaannews.net – India tengah menghadapi krisis polusi udara yang parah, dengan kabut asap tebal yang menyelimuti sebagian besar wilayah utara, termasuk ibu kota New Delhi. Kondisi ini telah menyebabkan jarak pandang yang hampir nihil dan memaksa pemerintah untuk mengambil langkah-langkah darurat untuk melindungi kesehatan masyarakat.
Pada Selasa, 19 November 2024, kualitas udara di New Delhi mencapai tingkat yang sangat berbahaya dengan Indeks Kualitas Udara (AQI) mencapai 491, yang dianggap “parah” dan berisiko bagi kesehatan manusia. Beberapa stasiun pemantauan bahkan melaporkan AQI mencapai 500, yang berarti kualitas udara sangat buruk dan berbahaya bagi kesehatan. Kabut asap tebal ini juga telah mengurangi jarak pandang hingga nol meter di beberapa daerah, seperti Agra, Uttar Pradesh, yang terkenal dengan Taj Mahal.
Polusi udara di India utara semakin parah setiap musim dingin karena udara dingin dan berat yang menahan debu, emisi, dan asap dari pembakaran ilegal lahan pertanian di negara bagian tetangga Punjab dan Haryana. Pembakaran sisa tanaman setelah panen, yang dikenal sebagai pembakaran jerami, menyumbang sekitar 38% polusi di New Delhi. Selain itu, emisi dari kendaraan bermotor, aktivitas industri, dan pembangkit listrik tenaga batu bara juga turut memperburuk kualitas udara.
Kondisi udara yang buruk ini telah menyebabkan berbagai masalah kesehatan, terutama pada anak-anak dan orang tua. Banyak anak yang mengalami alergi, batuk, pilek, dan serangan asma akut. Rumah sakit di Delhi dan sekitarnya melaporkan peningkatan jumlah pasien dengan masalah pernapasan. Selain itu, aktivitas sehari-hari juga terganggu. Bandara Internasional Indira Gandhi di Delhi mengalami penundaan penerbangan karena jarak pandang yang sangat rendah, dan beberapa penerbangan bahkan dialihkan ke bandara lain.
Untuk mengatasi krisis ini, pemerintah telah mengambil beberapa langkah darurat. Pemerintah Delhi telah melarang konstruksi non-esensial, menghentikan aktivitas pembongkaran, dan melarang masuknya truk ke ibu kota. Selain itu, sekolah-sekolah telah dialihkan ke kelas online, dan warga diimbau untuk menggunakan transportasi umum serta menghindari penggunaan batu bara dan kayu untuk pemanasan. Pemerintah juga telah menyemprotkan air dengan penekan debu di jalan-jalan dan melakukan penyapuan mekanis untuk mengendalikan debu.
Meskipun langkah-langkah darurat telah diambil, banyak yang mengkritik bahwa solusi jangka panjang belum ditemukan. Para ahli menunjukkan bahwa meskipun tindakan darurat penting, penyebab utama polusi udara seperti pembakaran jerami dan emisi kendaraan belum ditangani secara efektif. Mukesh Khare, profesor di IIT Delhi dan ahli polusi udara, menyatakan bahwa meskipun ada janji tindakan, tidak banyak yang berubah sejak krisis asap tahun 2016.
Krisis polusi udara di India utara, terutama di New Delhi, adalah masalah yang kompleks dan memerlukan solusi jangka panjang. Sementara langkah-langkah darurat penting untuk melindungi kesehatan masyarakat, upaya jangka panjang harus difokuskan pada pengurangan sumber-sumber polusi utama seperti pembakaran jerami dan emisi kendaraan. Hanya dengan pendekatan yang komprehensif, India dapat mengatasi krisis polusi udara yang berulang setiap musim dingin.