marqaannews.net – Pernyataan provokatif Presiden terpilih AS, Donald Trump, tentang pengambilalihan kendali atas Greenland telah menyebabkan situasi yang “serius” di Denmark. Perdana Menteri Denmark, Mette Frederiksen, mengungkapkan kekhawatiran mendalam terkait ancaman Trump untuk menggunakan kekuatan militer atau ekonomi jika Denmark menolak tawarannya untuk membeli Greenland.

Pada 7 Januari 2025, Trump mengumumkan bahwa ia tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan kekuatan militer atau ekonomi untuk mengambil alih Greenland. Ia juga mengancam akan memberlakukan tarif tinggi terhadap Denmark jika negara tersebut menolak tawarannya. Pernyataan ini langsung menimbulkan reaksi keras dari pemerintah Denmark dan masyarakat internasional.

Perdana Menteri Denmark, Mette Frederiksen, segera mengadakan pertemuan dengan para pemimpin partai di parlemen Denmark untuk membahas situasi ini. Dalam pertemuan tersebut, Frederiksen menekankan bahwa keputusan mengenai masa depan Greenland sepenuhnya berada di tangan rakyat Greenland sendiri. Ia juga menghubungi Trump untuk membahas masalah ini secara langsung.

Dalam percakapan telepon selama 45 menit, Frederiksen menegaskan kembali bahwa Greenland tidak dijual dan menekankan pentingnya memperkuat keamanan di kawasan Arktik. Ia juga menyampaikan bahwa Denmark siap untuk meningkatkan tanggung jawabnya dalam hal keamanan di kawasan tersebut.

Pernyataan Trump tidak hanya mempengaruhi Denmark, tetapi juga menarik perhatian dari negara-negara lain, terutama di Eropa. Jerman dan Prancis, misalnya, memperingatkan Trump terhadap upaya apa pun untuk mengubah batas wilayah dengan kekuatan. Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Noël Barrot, menyatakan bahwa Eropa akan membela hukum internasional dan tidak akan membiarkan negara lain menyerang batas kedaulatannya.

Rusia juga menyuarakan keprihatinannya terkait situasi ini. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan bahwa Rusia sedang mencermati perkembangan situasi di Greenland dan menekankan pentingnya menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan Arktik.

Perdana Menteri Greenland, Múte Egede, merespons pernyataan Trump dengan menegaskan bahwa pulau tersebut tidak dijual. Egede juga menyatakan bahwa Greenland siap untuk memulai dialog dengan pemerintahan Trump yang akan datang. Ia menekankan bahwa Greenland memiliki ambisi untuk merdeka sepenuhnya dari Denmark dan tidak akan menjadi bagian dari Amerika Serikat.

Denmark menghadapi dilema ganda dalam situasi ini. Di satu sisi, mereka harus menghadapi ancaman serius dari Trump yang ingin mengambil alih Greenland demi alasan geostrategis AS. Di sisi lain, mereka juga harus menghadapi tuntutan yang semakin besar dari kalangan politik Greenland untuk merdeka sepenuhnya dari Denmark.

Pernyataan Trump tentang pengambilalihan Greenland telah menciptakan situasi yang serius dan kompleks bagi Denmark. Perdana Menteri Denmark, Mette Frederiksen, telah mengambil langkah-langkah diplomatik untuk menangani situasi ini, termasuk mengadakan pertemuan dengan para pemimpin partai dan menghubungi Trump secara langsung. Namun, tantangan yang dihadapi Denmark masih sangat besar, dan bagaimana situasi ini akan berkembang selanjutnya masih belum dapat dipastikan.

By marqaan