marqaannews.net – Miftah Maulana Habiburrahman, yang lebih dikenal dengan Gus Miftah, kembali menjadi sorotan publik setelah ucapannya yang dianggap kasar dan tidak pantas selama ceramah di Magelang, Jawa Tengah. Kejadian ini bermula ketika seorang siswi SMA bertanya tentang alasan Gus Miftah sering menggunakan bahasa yang kasar saat menyampaikan ceramah.

Dalam sebuah pengajian di Magelang, seorang jemaah wanita bernama Hanifah berdiri untuk menyampaikan kesannya setelah mengikuti pengajian. Namun, sebelum Hanifah selesai berbicara, Gus Miftah memotongnya dan menyampaikan kalimat yang dianggap tidak pantas. Hanifah yang menggunakan gaya bicara seperti penyiar radio dengan suara yang merdu, disambut oleh Gus Miftah dengan komentar, “Bagus ini, bagus ini. Suaranya saja enak, apalagi desahannya,” sambil tertawa terbahak-bahak.

Ucapan Gus Miftah ini langsung menuai kritik dari berbagai pihak, termasuk netizen yang menyayangkan perilaku tersebut. Banyak yang menilai bahwa ucapan Gus Miftah tidak pantas dan merendahkan wanita. “Dari cara ketawa mereka semua yang di atas panggung, menunjukkan mereka bukan saja sombong, tapi juga misoginis,” tulis salah satu netizen.

Menanggapi kritik tersebut, Gus Miftah memberikan pembelaan dengan menyatakan bahwa ucapannya tersebut tidak dimaksudkan untuk merendahkan atau melecehkan siapapun. Ia menjelaskan bahwa gaya berceramahnya yang santai dan penuh humor adalah upaya untuk membuat ceramah lebih menarik dan mudah diterima oleh jamaah. “Saya hanya ingin membuat ceramah lebih hidup dan tidak monoton. Saya tidak bermaksud untuk menyinggung siapapun,” ujar Gus Miftah dalam sebuah wawancara.

Ini bukan kali pertama Gus Miftah menuai kontroversi. Sebelumnya, ia juga pernah Medusa88 mengolok-olok seorang penjual es teh dengan kata-kata kasar, yang juga viral di media sosial. Dalam acara tabligh akbar di Magelang, Gus Miftah berkata, “Es tehmu ijek okeh ora (es tehmu masih banyak nggak)? Masih? Yo kono didol (ya sana dijual), goblok,” yang memicu reaksi keras dari berbagai pihak, termasuk pedagang kaki lima yang merasa dilecehkan.

Akibat ucapannya yang kontroversial, Gus Miftah menghadapi berbagai reaksi dari masyarakat dan tokoh publik. Ketua Umum DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI), Abdullah Mansuri, mengkritik tajam ucapan Gus Miftah dan mendesaknya untuk meminta maaf secara terbuka. “Sebagai figur publik sekaligus pejabat yang seharusnya menjadi teladan, ucapan seperti itu sungguh disayangkan,” ujar Mansuri.

Gus Miftah, meskipun sering menuai kontroversi dengan gaya berceramahnya yang unik dan penuh humor, tetap menjadi sosok yang berpengaruh di masyarakat. Namun, ucapan-ucapan kasar yang sering dilontarkannya memicu kritik dan reaksi keras dari berbagai pihak. Pembelaan yang disampaikan Gus Miftah menunjukkan bahwa ia berusaha menjelaskan maksud di balik gaya berceramahnya, meskipun hal ini tetap menjadi perdebatan di kalangan publik.

By marqaan