marqaannews.net – Warga Iran kini menjalani kehidupan dalam bayang-bayang ketakutan yang tidak pernah surut. Suara sirene, drone, dan ancaman kekerasan mendominasi langit-langit kota, membuat setiap langkah terasa seperti berada di zona perang. Seorang warga Teheran, Amir Hosseini, mengungkapkan, “Setiap kali saya mendengar suara pesawat, saya merasa seperti rudal mengincar saya.” Warga lainnya juga mengalami kecemasan serupa, bahkan dalam aktivitas sehari-hari seperti berbelanja atau mengantar anak ke sekolah.
Rasa Tidak Percaya Menyebar di Tengah Masyarakat
Selain ketakutan, ketidakpercayaan juga menyebar luas di tengah masyarakat. Banyak warga merasa tidak bisa lagi mempercayai tetangga, teman, bahkan anggota keluarga. Pemerintah terus meningkatkan pengawasan melalui kamera CCTV, penyadapan telepon, dan infiltrasi dalam komunitas sosial. Akibatnya, warga enggan berbicara terbuka, bahkan di dalam rumah mereka sendiri. Seorang mahasiswa di Isfahan mengatakan, “Saya tidak berani berbicara jujur, bahkan dengan sahabat saya. Bisa saja dia bekerja untuk intelijen negara.”
Tekanan dari Aparat Semakin Meningkat
Pemerintah Iran menanggapi keresahan publik dengan peningkatan represi. Aparat keamanan kerap melakukan penangkapan tanpa proses hukum yang jelas. Aksi protes damai sering dibubarkan secara brutal. Aktivis dan jurnalis menjadi target utama, menghadapi intimidasi, penahanan, bahkan penyiksaan. Dalam beberapa kasus, keluarga korban pun turut menjadi sasaran. Rezim seolah menciptakan atmosfer di mana ketakutan menjadi alat kontrol utama.
Dampak Psikologis yang Kian Berat
Ketegangan yang terus-menerus ini menyebabkan lonjakan kasus gangguan kesehatan mental. Psikolog di Shiraz mencatat peningkatan jumlah pasien dengan gangguan kecemasan dan depresi dalam dua tahun terakhir. Anak-anak juga terkena dampaknya. Banyak dari mereka menunjukkan gejala trauma seperti sulit tidur, mimpi buruk, dan ketakutan berlebihan. Para orang tua merasa tidak berdaya, tidak tahu bagaimana melindungi anak-anak mereka dari realitas yang mencekam ini.
Harapan yang Tetap Menyala di Tengah Ketidakpastian
Meskipun hidup dalam tekanan, sebagian warga Iran tetap berusaha mempertahankan harapan bonus new member 100. Komunitas bawah tanah terus menyuarakan aspirasi perubahan. Mereka menyelenggarakan diskusi tertutup, menyebarkan informasi melalui media sosial yang diblokir, dan mendukung satu sama lain secara diam-diam. Seorang aktivis perempuan mengatakan, “Kami tahu risikonya, tapi kami tidak bisa tinggal diam. Kami ingin masa depan yang berbeda.”
Situasi di Iran mencerminkan kehidupan yang digerakkan oleh ketakutan dan ketidakpercayaan. Namun di balik semua itu, tekad warga untuk bertahan dan memperjuangkan harapan m