https://marqaannews.net/

Halo, teman-teman! Kali ini kita akan ngobrol santai tentang salah satu isu besar yang sebenarnya sudah mulai kerasa banget, yaitu dampak perubahan iklim terhadap pertanian di Indonesia. Yap, perubahan iklim bukan cuma soal suhu yang makin panas, tapi juga ngaruh banget ke sektor yang paling banyak menggantungkan hidupnya dari alam: pertanian.

Kenapa Perubahan Iklim Jadi Masalah Buat Pertanian?

Jadi gini, perubahan iklim bikin cuaca jadi makin nggak menentu. Dulu, petani udah hapal banget kapan musim hujan bakal datang, kapan musim kemarau mulai. Tapi sekarang? Hujan bisa turun tiba-tiba situs depo 10k di musim kemarau, atau malah kemarau berkepanjangan di musim hujan. Akibatnya, petani jadi bingung kapan harus mulai tanam atau panen.

Bayangin aja kalau petani salah prediksi musim, bisa-bisa gagal panen deh. Ini bikin penghasilan mereka turun drastis. Padahal, sebagian besar petani di Indonesia masih tergantung sama pola tanam tradisional yang ngandelin musim. Nah, di sinilah perubahan iklim bikin repot.

Curah Hujan yang Nggak Menentu

Salah satu dampak nyata perubahan iklim adalah curah hujan yang makin susah ditebak. Kadang hujan deras banget sampai banjir, kadang malah kering kerontang. Ini bikin banyak lahan pertanian kebanjiran atau kekeringan. Sawah bisa tergenang lama, tanaman jadi busuk, atau malah nggak tumbuh sama sekali.

Di beberapa daerah kayak Jawa Barat, banjir bandang udah sering banget ngancurin lahan pertanian. Sementara di daerah Nusa Tenggara, kekeringan panjang bikin sawah-sawah retak. Kebayang kan betapa susahnya petani menghadapi situasi kayak gini?

Suhu yang Makin Panas

Selain hujan yang nggak menentu, suhu juga makin panas. Ini bikin beberapa tanaman jadi stres. Misalnya, padi yang biasa ditanam di dataran rendah bisa kurang produktif kalau suhunya kelewat panas. Suhu tinggi bikin tanaman lebih cepat layu, hama makin banyak, dan penyakit tanaman makin ganas.

Belum lagi kalau ngomongin tanaman hortikultura kayak cabai, tomat, atau bawang merah. Suhu panas bikin kualitas dan kuantitas panen menurun. Ujung-ujungnya, harga di pasar naik, dan petani juga rugi karena produksinya turun.

Hama dan Penyakit yang Makin Banyak

Perubahan iklim juga bikin hama dan penyakit tanaman makin gampang berkembang. Suhu hangat bikin siklus hidup hama lebih cepat. Contohnya, wereng yang sering banget nyerang padi jadi makin susah dikendalikan. Kalau hama makin banyak, petani harus keluar biaya lebih banyak buat pestisida. Itu belum termasuk dampak negatifnya ke lingkungan, lho.

Gimana Solusinya?

Nah, walaupun tantangannya besar, bukan berarti nggak ada solusi. Salah satunya dengan teknologi pertanian yang lebih adaptif. Misalnya, petani bisa pakai varietas tanaman yang lebih tahan panas atau kekeringan. Selain itu, pengelolaan air juga perlu diatur biar sawah nggak kebanjiran atau kekeringan.

Pemerintah juga harus lebih serius ngasih edukasi ke petani soal perubahan iklim. Jangan cuma kasih subsidi pupuk, tapi juga bantu mereka memahami gimana cara beradaptasi sama cuaca yang makin nggak pasti. Misalnya, bikin kalender tanam yang sesuai dengan kondisi iklim terbaru atau kasih pelatihan tentang penggunaan teknologi pertanian modern.

Penutup

Jadi, perubahan iklim emang nyata banget dampaknya buat pertanian di Indonesia. Kalau nggak diantisipasi, petani kita bisa makin sengsara. Yuk, bareng-bareng cari solusi supaya petani kita tetap bisa produktif walau cuaca makin nggak jelas. Karena, tanpa petani, kita nggak bisa makan nasi, sayur, atau buah setiap hari, kan?

Semoga tulisan ini bisa bikin kita lebih peduli sama nasib petani dan lingkungan sekitar. Sampai jumpa di artikel selanjutnya!

By marqaan