marqaannews.net – Gibran Rakabuming Raka, mantan Walikota Solo, kembali mengingat masa-masa sulitnya saat menjabat sebagai pemimpin kota. Salah satu tantangan yang paling berat adalah ketika dirinya dan pemerintahannya dituduh sebagai “antek-antek China” oleh sekelompok orang yang tidak setuju dengan kebijakan-kebijakan yang diambil. Dalam wawancara terbaru, Gibran mengungkapkan pengalamannya dan bagaimana ia menghadapi tuduhan tersebut.

Gibran Rakabuming Raka menjabat sebagai Walikota Solo dari tahun 2018 hingga 2023. Selama masa jabatannya, Gibran dikenal dengan berbagai inisiatif dan kebijakan yang bertujuan untuk memajukan kota Solo. Namun, tidak semua kebijakan yang diambilnya diterima dengan baik oleh seluruh lapisan masyarakat.

Salah satu kebijakan yang menjadi sumber kontroversi adalah kerjasama antara pemerintah kota Solo dengan beberapa perusahaan dan institusi dari China. Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan investasi dan pertukaran budaya antara kedua negara. Namun, sekelompok orang yang tidak setuju dengan kebijakan ini mulai menyebarkan tuduhan bahwa Gibran dan pemerintahannya adalah “antek-antek China”.

Tuduhan ini tidak hanya menimbulkan polemik di kalangan masyarakat, tetapi juga mengganggu kinerja pemerintah kota. Gibran mengatakan bahwa tuduhan tersebut membuatnya merasa terbebani dan harus bekerja lebih keras untuk membuktikan bahwa kebijakan yang diambil adalah untuk kebaikan kota Solo.

Gibran Rakabuming Raka menanggapi tuduhan tersebut dengan tenang dan profesional. Ia mengatakan bahwa kebijakan yang diambil adalah hasil dari studi mendalam dan kajian yang matang. “Kami tidak hanya berpikir untuk jangka pendek, tetapi juga untuk masa depan kota Solo,” ujar Gibran.

Untuk mengatasi tuduhan tersebut, Gibran dan pemerintahannya melakukan beberapa langkah, antara lain:

  1. Transparansi Informasi: Meningkatkan transparansi dalam pengambilan keputusan dan publikasi informasi terkait kerjasama dengan China.
  2. Dialog dengan Masyarakat: Mengadakan dialog langsung dengan masyarakat untuk menjelaskan tujuan dan manfaat dari kebijakan yang diambil.
  3. Kolaborasi dengan Pihak Ketiga: Mengundang pihak ketiga, seperti akademisi dan pakar, untuk memberikan pandangan objektif terkait kebijakan yang diambil.

Meskipun menghadapi tuduhan, Gibran tetap mendapatkan dukungan dari sebagian besar masyarakat Solo. Banyak warga yang mengapresiasi langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah kota untuk memajukan kota mereka. “Kami percaya bahwa Gibran dan timnya selalu berusaha untuk yang terbaik bagi Solo,” ujar salah satu warga Solo.

Pengalaman Gibran Rakabuming Raka selama menjabat sebagai Walikota Solo adalah contoh bagaimana seorang pemimpin harus tetap teguh pada prinsip dan tujuan yang diusung, meskipun menghadapi berbagai tantangan dan tuduhan. Dengan pendekatan yang transparan dan dialog yang terbuka, Gibran berhasil mengatasi tuduhan “antek-antek China” dan terus berusaha untuk memajukan kota Solo.

By marqaan